Menyoal pernyataan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang menyebutkan bantuan kemanusiaan pemerintah hanya pencitraan, Mantan Anggota DPR RI Ruhut Sitompul memberikan reaksinya. Ia menyesalkan sikap Prabowo tersebut.
Menurut Ruhut, apa yang dilakukan Prabowo tersebut tak lepas dari keinginan Danjen Kopassus tersebut untuk bisa maju kembali dalam Pilpres pada 2019 mendatang.
“Prabowo kebelet mau nyapres jadi asal saja komentar, ngawur,” kata Ruhut, Senin (20/9/2017), seperti dilansir dari Kompas.com.
Ia juga menegaskan, bantuan dari pemerintah di bawah Presiden Joko Widodo bagi kaum Rohingya yang tengah mengalami kekerasan di Myanmar sudahlah sesuai jalur dan tepat.
Bantuan tersebut merupakan bentuk politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif.
“Indonesia kan tidak bisa ikut campur mau kirim pasukan, ya hanya bisa memberi bantuan seperti itu,” kata mantan tim sukses Jokowi-JK ini.
Ruhut juga menekankan bahwa Pilpres sebenarnya masih dua tahun lagi. Sehingga daripada sibuk mengkritisi Jokowi, ia meminta Prabowo untuk bisa mengambil langkah nyata membantu kaum Rohingya.
“Prabowo jangan omdo, omong doang,” ujar dia.
Sebelumnya, Prabowo menganggap bahwa bantuan kemanusiaan yang diberikan oleh Indonesia untuk warga etnis Rohingya di Rakhine State, Myanmar hanyalah bentu pencitraan bagi Presiden Joko Widodo.
“Kalaupun kita sekarang kirim bantuan menurut saya itu pencitraan. Kirim bantuan pun tak sampai kadang-kadang. Jadi saudara-saudara di sini saya harus kasih tahu supaya tidak emosional,” kata Prabowo di Bundaran Patung Kuda, Jakarta, Sabtu (20/9/2017).
Padahal seharusnya, menurut Prabowo, pemerintah bisa membantu Rohingya dengan jalan menjadikan Indonesia sebagai negara besar yang disegani.
“Percaya sama saya, kalau kita kuat, kaum Rohingya kita bantu, kita beresin. Kita harus kuat untuk bantu orang lemah, tidak bisa lemah bantu lemah, miskin bantu miskin,” ucap dia.
Pernyataan Prabowo ini dipicu setelah Presiden Joko Widodo, Rabu (20/9/2017) melepas 34 ton bantuan kemanusiaan bagi pengungsi Rohingya di perbatasan Myanmar-Banglades, di Base Ops Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.
Sebanyak 34 ton bantuan kemanusiaan itu terdiri dari makanan siap saji, paket sembako, family kit, tangki air, tenda untuk pengungsi, pakaian anak serta selimut.
Bantuan itu diberangkatkan usai Menteri Luar Negeri Retno Marsudi berkomunikasi dengan pemerintah Banglades dan Myanmar mengenai bantuan yang paling dibutuhkan pengungsi.
Bantuan ini bukanlah yang terakhir. Pemerintah terus menghimpun bantuan kemanusiaan untuk didistribusikan untuk ratusan ribu pengungsi Rohingya.
Pada Kamis (20/9/2017), 34 ton bantuan kemanusiaan untuk pengungsi Rohingya tiba di Banglades.
0 Komentar