Ketua DPP Gerindra Ahmad Riza Patria memberikan pembelaan terhadap pernyataan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto tetang bantuan Indonesia ke Rohingya hanya pencitraan.
Riza menjelaskan jika setiap resim pasti akan menghadapi masalah dan ia menganggap pernyataan kritis ke pemerintah Joko Widodo (Jokwi) masih belum apa-apa. Riza lantas memberi perbandingan antara masa pemerintahan Jokwi dengan presiden-presiden sebelumnya.
“Coba kita bandingkan dong zaman Sukarno, zaman Soeharto, zaman Pak SBY, sekarang zaman Jokowi, berat mana? Nggak ada apa-apanya zaman Pak Jokowi ini soal isu-isu, soal masalah yang berkembang,” kata Riza di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (18/9/2017), dikutip dari detik.com.
Politisi berusia 47 tersebut meminta Jokowi lebih aktif dalam memberikan bantuan kepada etnis Rohingya yang mengalami kekerasan dari militer Myanmar. Ia memberikan contoh yang dilakukan oleh presiden Soeharto saat pecah konflik di Bosni
“Dulu pada zaman Bosnia terjadi, Pak Harto sampai datang ke Bosnia, bayangkan. Tahun ’97 kalau nggak salah, padahal waktu itu berbahaya sekali, bisa ditembak pesawatnya, pesawat terbang ditembak, apalagi yang mendarat di Bosnia,” tutur Riza.
Pria kelahiran Banjarmasin itu lantas mengisahkan bagaimana Soeharto dengan berani terjun ke daerah konflik tanpa mengenakan rompi anti peluru.
“Pak Harto dulu sampai nggak pakai rompi antipeluru. Dia ingin menunjukkan, pertama, urusan mati urusan Allah. Dia ingin menunjukkan ada konsistensi Indonesia prihatin membantu Bosnia, tunjukkan dengan datang,” imbuh dia.
Berkaca dari peristiwa tersebut, Riza meminta Jokowi untuk ke Myanmar, sebab hanya mengutus Menlu Retno LP Marsudi dianggapnya bukan langkah lang tepat.
“Mungkin ada baiknya Pak Jokowi datang ke Rohingya, jangan kirim Menlu, lain, jangan kirim Wapres (JK) ke OKI, beda, harus Presiden. Pak Harto aja berani ke medan perang loh, kalau ke Myanmar tuh bukan medan perang itu, bukan pertempuran itu, itu pembasmian, datang,"Jangan tidak punya nyali” tegas Riza.
Mantan Ketua DPP KNPI 2002 – 2005 dan periode 1999 – 2002 ini juga menyarankan agar Jokowi memimpin langsung penggalangan dana untuk Rohingya
“Kalau perlu, Presiden juga ajak konglomerat, khususnya Buddha, untuk menunjukkan di Indonesia nggak ada masalah soal agama. Untuk membuktikan bahwa yang membantu umat Islam di Rohingya justru banyak dari masyarakat agama Buddha,” sebut anggota Komisi II DPR ini.
0 Komentar