MejaQQ

Memanas Video Bunuh Diri Live di FB !!!

MejakuQQ 1 Pahinggar Indrawan mengakhiri hidup dengan gantung diri sambil live di Facebook. Kabar ini tentu saja menggemparkan. Banyak orang yang malah penasaran untuk melihat videonya secara langsung. Tetapi pernahkah terpikir bagaimana dampak ke depannya?

Terkait hal ini, ahli kejiwaan meminta agar video tersebut tidak ditonton. Selain itu jangan juga terpikir untuk menyebarkannya hanya demi alasan ingin dianggap update dengan berita terkini. 

"Tolong untuk tidak menonton dan disebarkan secara luas," pinta dr Andri, SpKJ, FAPM dari RS Omni Alam Sutra, Sabtu (18/3/2017), seperti diberitakan DetikHealth.
Ia khawatir hal ini dapat berpengaruh terhadap psikis orang yang menyaksikan tayangan ini, apalagi jika yang bersangkutan tidak sedang sehat jiwa.

Bagi orang normal pun, tayangan semacam ini tentu menimbulkan 'guncangan' tersendiri. Terbukti, salah satu pembaca detikHealth, Inda mengaku menonton tayangan tersebut membuatnya 'tak merasa nyaman'. 

"Langsung pengen muntah banget. Terbayang-bayang terus," kisahnya dalam kesempatan terpisah. 

Itu sebabnya, menurut Andri, di Korea Selatan dan beberapa negara lain, media disarankan untuk tidak memberitakan secara detail kejadian bunuh diri, termasuk kasus yang dilakukan para artis.

"Pada orang yang sehat dan tidak ada gangguan depresi, reaksinya hanya ngeri saja melihat tayangan bunuh diri. Beda halnya dengan orang yang depresi dan punya kecenderungan bunuh diri," paparnya.
Bunuh diri bisa disebabkan karena beragam kondisi, seperti sakit hati, kecewa, kesedihan dan rasa bersalah mendalam, kehilangan harapan, atau depresi berat. 

Ketika orang yang sedang dalam kondisi kejiwaan seperti itu menonton tayangan bunuh diri atau membaca berita bunuh diri, mereka akan berpikir bunuh diri adalah sesuatu yang tampaknya mudah dilakukan.

Komunitas kesehatan jiwa dan pencegahan bunuh diri Into The Light Indonesia dalam siaran persnya juga mengajak agar masyarakat tidak berkomentar negatif dan membuat asumsi yang merendahkan, apalagi menghakimi orang yang bunuh diri. 

"Hinaan, hujatan, penghakiman dan komentar negatif lainnya ini tidak hanya berhenti kepada orang yang meninggal karena bunuh diri, tapi dapat dibaca oleh orang lain yang mungkin memiliki kondisi kejiwaan serupa," tulisnya. 

Lebih dari itu, orang dengan kecenderungan bunuh diri yang membaca komentar menghakimi tentang bunuh diri dapat membuat mereka semakin enggan mencari bantuan, padahal kondisi mereka sangat dapat dibantu dengan perawatan yang tepat. 
Lebih jauh dr Andri meminta agar masyarakat lebih memperhatikan orang-orang yang memiliki kecenderungan masalah kejiwaan di sekitarnya, apalagi jika itu teman atau saudara sendiri. "Beri kesempatan untuk mereka bicara. Kita rangkul mereka agar mereka tidak sendiri. Kita ajak berobat, toh berobat juga ditanggung oleh BPJS," katanya lagi. 

Seperti dijelaskan dr Andri sebelumnya, banyak anggota masyarakat yang tidak menyadari jika dirinya terkena depresi sehingga tidak mencari bantuan medis atau berobat. "Kita jadi prihatin ya karena yang perlu dikhawatirkan yang depresi tapi tidak berobat seperti ini," paparnya.

Posting Komentar

0 Komentar