MejakuQQ 1 -- Baru-baru ini beredar foto di media sosial, Kamis (28/7/2016), ada seorang bocah perempuan yang katanya korban diculik dengan kondisi menyedihkan.
Tangannya diikat dan diplester mulutnya dituliskan : Anak ini diculik dan dimasukan dlm kardus mau dibawa ke Thailand utk diambil dan dijual organ tubuhnya.
Komplotan pelaku ditangkap diperbatasan Bukit Kayu Hitam Kedah Malaysia dengan sopir orang Malaysia.
Bagi orang tua dianjurkan untuk selalu waspada dengan komplotan atau sindikat seperti ini. Modusnya biasanya anak-anak yang menjadi korbannya diberi obat bius dengan tujuan supaya tidur terus menerus.
Kasus Penculikan Cianjur
Beberapa tahun lalu juga diberitakan masyarakat resah karena aksi penculikan anak yang terjadi di Jakarta dan Cianjur (NOVA 803 dan 805).
Bahkan, komplotan ini tega membunuh korbannya.
Mereka terus mencari korban baru. Misteri penculikan yang begitu rapi itu akhirnya berhasil dibongkar polisi.
Kasus ini terkuak Ny. Sutinem (51) lapor kepada polisi bahwa cucunya, Budi Bahari, hilang setelah diajak seorang tamu tak dikenal yang berkedok mencari rumah kontrakan.
"Kami mengindikasikan ada komplotan penculik yang beroperasi di wilayah Cilacap," ujar Mahedi.
Polisi pun bekerja sama dengan beberapa instansi terkait. Petugas juga minta Sutinem untuk transfer untuk menjebak pelaku.
"Kami mengawasi setiap ATM yang diduga akan didatangi pelaku," ujar Mahedi yang juga bekerja sama dengan Polres Cianjur, tempat pelaku sebelumnya beroperasi.
Lalu, Jumat (26/9) pukul 16.30 WIB, petugas mencurigai seorang pria bernama Jefri Saputra (23). "Kami pun menangkapnya ketika ia mengambil uang tebusan di salah satu ATM di Karanglewas, Purwokerto. Kami berhasil menyita dua kartu ATM atas nama Imas dan Jefri Saputra."
Hasil pemeriksaan pada Jefri, polisi berhasil menggerebek tempat persembunyian pelaku lain di sebuah kawasan Perumnas Ajibarang, Kabupaten Banyumas. Mereka yang berhasil dibekuk adalah orang tua Jefri, pasangan Tono Andrianto alias Tomi Buntung (47) dan Maryati (45), serta Imas (17).
"Ternyata komplotan ini terdiri dari satu keluarga," lanjut Mahedi.
Dari hasil pemeriksaan, "Pelaku sudah berhasil menculik tujuh anak dari wilayah berbeda. Dua di antaranya dibunuh yaitu Nabilah (1,5) dan Devi (9), yang ditemukan terbungkus dalam kardus di pinggir jalan.
"Kami berhasil mengamankan dua anak yang mereka culik, yaitu Budi Bahari (3,5) dan Rizka (7)."
Menurut Mahedi, dalam perjalanan dari Ajibarang menuju Polres Cilacap, dua tersangka pelaku yaitu Jefri dan Tomi berusaha melarikan diri.
Terpaksa, polisi melumpuhkan kaki kiri masing-masing dengan timah panas. Akibatnya, Jefri tewas dalam perawatan di RS Fatimah, Cilacap. Sedangkan Tomi masih dalam perawatan.
Ditemui di RS Fatimah Cilacap, Senin (29/9), Tomi Buntung masih terkulai lemas. Akan tetapi, dia lancar menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan NOVA.
"Saya terdorong menculik anak karena ingin membeli rumah di Ajibarang. Sebelumnya saya jualan mi di Jakarta," ujar Tomi yang mengaku suka judi dan menenggak minuman keras.
Selama beraksi, ia mengajak istri, anak, dan menantunya bekerja sama. Aksi mereka yang cukup rapi sudah makan banyak korban.
"Uang hasil penculikan sekitar Rp 60 juta saya belikan mobil Rp 27 juta dan rumah seisinya" ungkapnya.
"Uang ini berasal dari empat korban. Kami memang minta tebusan pada keluarga korban," lanjutnya.
Selama ini, Tomi mengaku memperlakukan dengan baik anak-anak yang diculik. "Mereka tidur bebas di mana saja. Kadang bersama saya juga," jelasnya.
Kok, ada yang dibunuh?
"Habis mereka menangis keras. Saya, kan, takut didengar tetangga. Lalu saya menampar dan membekap mulut mereka," ujarnya dengan nada tenang.
Dari hasil pemeriksaan korban yang dibunuh, juga ditemukan adanya tindak perkosaan.
"Wah, saya enggak tahu itu. Mungkin Jefri yang melakukan," kilah pria yang dua tangannya buntung ini.
Bahkan, ia mengaku tak canggung saat menghabisi korbannya.
"Hal itu saya lakukan untuk menghilangkan jejak," ujar pria bertato di kedua pahanya ini yang mengaku sebagai penyusun strategi penculikan.
0 Komentar