Isu kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI) menjadi sorotan beberapa waktu belakangan. Bahkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga dikaitkan dengan partai komunis tersebut.
Mantan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Syarwan Hamid tiba-tiba angkat bicara soal sikap Jokowi dan kebangkitan PKI.
Namun, sebelum mengarah pada permasalahan tersebut. Syarwan terlebih dahulu membahas tentang mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Syarwan juga mengatakan bahwa pemerintah tak responsif terhadap ulah Ahok tersebut. Bahkan, pemerintah cenderung berpihak pada Ahok dalam penyelesaian kasus itu. “Sampai saat ini seperti itu,” tutur Syarwan saat mewakili massa aksi 229 menemui pimpinan DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (29/9/2017), dilansir cnnindonesia.com.
Sementara soal PKI, Syarwan mempertanyakan keberpihakan Presiden Jokowi. Pasalnya, Jokowi terlihat santai saja menanggapi isu kebangkitan PKI yang saat ini tengah ramai dibicarakan.
Sikap seperti inilah yang dianggap Syarwan sangat membahayakan dan dapat memicu penialaian buruk masyarakat.
“Presiden seperti itu keberpihakan. Kepercayaan kepada presiden sangat kurang. Usulannya direspons umat Islam lebih berpihak G 30 S PKI. Bicara PKI tidak relevan, itu buta mata dan hatinya,” lanjutnya menjelaskan.
Sebelumnya, mengenai instruksi Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo untuk dilakukan nonton bareng film G30S/PKI, Jokowi tak memberikan penolakan.
Menurut Jokowi, ini merupakan hal penting agar masyarakat paham betul sejarah kelam Indonesia. Namun, Presiden juga menyarankan film PKI dibuat ulang dengan versi baru yang sesuai zaman sehingga lebih mudah diterima generasi milenial.
“Akan lebih baik kalau ada versi yang paling baru, agar lebih kekinian, bisa masuk ke generasi-generasi milenial,” ujar Jokowi, Senin (18/9/2017) lalu.
Menurut Syarwan, kondisi yang saat ini terjadi sebenarnya tak terlepas dari rangkaian peristiwa yang diawali oleh kasus penistaan agama Islam oleh Ahok, akhir 2016 silam.
0 Komentar